KABUPATEN SERANG, (gitamedia.com) – Seorang oknum guru SMP di Kecamatan Binuang Kabupaten Serang Provinsi Banten diiduga lakukan tindakan kekerasan kepada siswa hingga sejumlah wali murid datangi sekolah, pada jumat lalu (12/11/2021).
Oknum guru yang diketahui berinisial UL (45) itu harus menerima sejumlah orang tua siswa yang mendatangi sekolah SMPN 1 Binuang lantaran diduga melakukan aksi kekerasan terhadap muridnya.
Walimurid menyebut, kekerasan yang dilakukan oknum guru SMP itu membuat sejumlah siswa mengalami trauma dan enggan bersekolah.
Satu di antara siswa Eg (13) kelas 7 yang menjadi korban mengalami perlakuan tidak menyenangkan itu di ruang kelas karena diduga tidak mengerjakan pekerjaan rumah (PR).
Orangtua korban, Sobari (60) saat di temui awak media di kediamannya di kampung Binuang Masigit Kecamatan Binuang (Sabtu, 13/11/2021) mengatakan bahwa anaknya awalnya tidak menceritakan kejadian tindakan kekerasan, namun setelah mendapatkan informasi dari teman sekolahnya barulah mengakui dipukul menggunakan gagang sapu hingga alami memar pada bagian telapak tangan.
“Pekerjaan rumah (PR) asal muasalnya katanya sudah ditaruh di meja katanya di sobek sobek sama temanmya buat bola timpukan, ga tahu saya pak, tahu dari teman temannya (tindakan kekerasam oleh oknum guru -red) maka saya langsung saja ke sekolahan sama istri sama wali murid yang lain” ucap sobari yang juga pensiunan kepala sekolah SDN di Bimuang ini.
“Secara pribadi saya tidak terima, harapan saya kepada oknum guru itu jangan berbuat lagi , bukan kepada anak saya saja tapi ke anak lain jangan berbuat lagi” kesal sobari.
Sementara itu Kepala Sekolah SMPN 1 Binuang H. Fachrudin saat ditemui awak media diruang kerjanya membenarkan adamya dugaan tindakan oknum guru tersebut kepada siswa.
“Benar terjadi tapi sudah diselesaikan di sekolah, bukan memukul sih tapi menyabet dengan gagang sapu, dan hari itu sudah selesai ( permohonan maaf oknum guru – red), hari berikutnya sekarang ini (Sabtu), karena saya tidak tahu saya kumpulkan baik dari guru yang bersangkutan atau pun dari orang tua terlapor dan melapor, musyawarah lah di sini ( ruang kepsek – red) ” ucap Fachrudin.
“Kejadian ini baru pertama kali, kalau disangka kepala sekolah menutupi silahkan cek ke alumni alumni, pa UL itu sebenarnya guru PAI (Pendidikan Agam Islam) karakternya baik,, menurut cerita dia mah ( Guru UL) ada bebarapa anak yang tugasnya tidak tuntas, saya sekali lagi tidak sepakat tidak setuju pendidikan dengan kekerasan, tapi entah apa saya menyebutnya kebetulan apes bener tuh pa UL, biasanya tidak seperti itu” tukas Kepala Sekolah.
“Alhamdulillah langsung setelah itu siangnya tadi jam 10.30 Wib saya kumpulkan termasuk rapat mendadak, sampai pesan ke wali siswa sudah sampaikan dan lebih pada instrospeksi diri sendiri” tutup Fachrudin. (*)